UPAYA PENCEGAHAN KONFLIK YANG BERSIFAT SARA
Ok Hari ini kita akan melanjutkan materi yang kemarin, Membahas keberagaman sudah, membahasa, suku bangsa, adat istiadat dan agama sudah, membahas dampak negatif dan positif dan keberagaman sudah, sampai membahas berbagai macam konflik yang berakibat sangat merusak dari perpecahan masyarakat, kehilangan harta dan benda.
Oleh karena itu sekarang kita akan belajar bagaimana cara atau upaya pencegahan agar konflik bisa di minimalisir atau bahkan tidak terjadi dibumi nusantara ini. sebelum kita membahas lebih lanjut ayo kita tonton dulu video di bawah yang mencerita hal-hal sederhana yang data menyebabkan konflik dan pilihan sikap mana yang seharusnya kita ambil agar konflik yang ada tidak sampai merusak hubungan kita dengan siapapun itu. apakah mau pilih menjadi penyerang, orang yang menghindar atau menjadi pilihan yang terbaik berdamai. ayo kita simak bareng-bareng.
Setelah menyaksikan video diatas sedikitnya memberikan gambar sederhana bagi kita yang memang terkadang sering berkonflik dengan hal-hal kecil tapi jika tidak disikapi dengan baik dapat menimbulkan konflik yang lebih besar. oleh karena itu perlu sekali penyikapan yang baik dari seluruh warga masyarakat.
Keberagaman budaya di satu sisi
memberikan peran penting bagi bangsa dan masyarakat besar seperti Indonesia.
Tentu saja hal tersebut dapat terjadi apabila keragaman kebudayaan tersebut dikelola
dengan tepat. Bagaimana bila tidak dikelola dengan tepat? Malapetakalah yang
akan melanda. Hampir semua negara yang penduduknya heterogen seperti India dan
Filipina, termasuk Indonesia setiap saat dapat terjadi konflik bernuansa SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
Setiap masalah yang berpotensi menimbulkan konflik
dalam masyarakat yang beragam,
harus segera diselesaikan sehingga tidak membawa akibat yang merugikan
masyarakat. Upaya mengatasi masalah ini dapat dilakukan secara preventif dan
represif. Cara preventif, artinya upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya
masalah atau sebelum masalah terjadi. Hal tersebut dapat dilakukan denganmengembangkan
sikap toleransi, kerja sama, latihan bersama, dan sebagainya. Adapun, cara
represif adalah upaya mengatasi masalah pada saat atau setelah terjadi masalah,
seperti penangkapan, pembubaran paksa, dan sebagainya.
Selain itu, ada cara kuratif,
merupakan upaya tindak lanjut atau penanggulangan akibat masalah yang terjadi.
Cara ini bertujuan untuk mengatasi dampak dari masalah yang terjadi. Misalnya,
pendampingan bagi korban kerusuhan, perdamaian, kerja sama, dan sebagainya. Coba
kalian diskusikan manakah yang lebih baik, mengatasi sebelum terjadi masalah
atau sesudah terjadi masalah.Selain itu, upaya menyelesaikan konflik di masyarakat
dapat juga dilakukan dengan mengembangkan sikap saling menghargai dan
menghormati berbagai keragaman di masyarakat. Bolehkah kamu membanggakan suku
bangsa dan budaya daerah sendiri? Tentu saja boleh, tetapi jangan berlebihan.
Apalagi merendahkan budaya daerah lain. Sikap seperti itu dapat menimbulkan perpecahan.
Sebaliknya, kamu harus menghormati dan menghargai budaya daerah lain. Hal ini
dilakukan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan maju serta
disegani oleh bangsa lainnya.
Selain itu terdapat Metode Konsep penanganan Konflik menurut ketentuan UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik sosial, meliputi ruang lingkup pencegahan konflik, penghentian konflik dan pemulihan pascakonflik. Upaya yang harus dilakukan antara lain:
a. Pencegahan konflik, meliputi upaya:
1.
Memelihara kondisi damai dalam masyarakat;
2.
Mengembangkan sistem penyelesaian perselisihan secara damai;
3.
Meredam potensi konflik;
4.
Membangun sistem peringatan dini.
b. Penghentian konflik, meliputi upaya:
1.
Penghentian kekerasan fisik;
2.
Penetapan status keadaan konflik;
3.
Tindakan darurat penyelamatan dan perlindungan korban; dan/atau
4.
Bantuan penggunaan dan pengerahan kekuatan TNI.
c. Pemulihan pascakonflik, meliputi upaya:
1.
Rekonsiliasi
2.
Rehabilitasi
3.
Rekonstruksi adalah
0 Comments